SMK BISA

Kamis, 01 Juli 2010

OZON DAN POLUSI UDARA

Kualitas udara di Bumi adalah dasar untuk kesehatan publik dan ekosistem. Atmosfer tidak mempunyai batas secara politik, polusi udara bergerak melewati jarak yang jauh, melintasi samudera dan benua. Kualitas udara di beberapa negara tertentu di dunia sudah menjadi isu kesehatan bahkan beberapa kejadian karena polusi udara meningkatkan angka kematian.
Iklim di bumi dipengaruhi oleh perubahan komposisi atmosfer. Tidak dapat disangkal lagi bahwa aktivitas manusia mulai mempengaruhi iklim. Peningkatan global suhu permukaan sejak tahun 1950-an ada kaitannya dengan peningkatan gas rumah kaca. Perubahan konsentrasi karbon dioksida, metan, nitrous oksida, ozon, uap air, aerosol juga perubahan liputan awan semua mempunyai andil terhadap perubahan iklim.
Lapisan ozon sebagai pelindung semua kehidupan. Kondisi ozon stratosfer secara global menurun 3% dalam kurun waktu 1980 ~ 2000. Di atas Antartika menipis 50 % pada musim dingin dan musim panas. Menipisnya lapisan ozon mengakibatkan ultra violet yang mencapai bumi meningkat. Meningkatnya radiasi ultra violet ini diketahui sangat berbahaya untuk mahluk hidup. Montreal protokol dan amandemennya yang membatasi penggunaan bahan kimia perusak ozon, memperlihatkan bahwa penipisan ozon tampak menjadi lebih lambat. Perubahan iklim juga akan mempunyai pengaruh seberapa cepat penipisan ozon akan pulih.
Lapisan Ozon Menipis Picu Bencana Global terhadap Lingkungan dan Kehidupan
LAPISAN ozon merupakan lapisan tipis gas O3 yang secara alami menyelimuti permukaan bumi dan menjadi pelindung manusia dari efek negatif sinar matahari. Matahari memancarkan sinarnya ke permukaan bumi pada berbagai panjang gelombang. Seperti diketahui bahwa sinar ultraviolet berada pada panjang gelombang di bawah 400 nm, sinar tampak berada pada panjang gelombang 400-700 nm, sedangkan sinar inframerah pada panjang gelombang di atas 700 nm.
Berdasarkan hasil riset, ada tiga jenis sinar ultraviolet yakni UV-A, UV-B, dan UV-C. UV-A berada pada panjang gelombang yang sangat dekat dengan sinar tampak (sekira 320-400 nm) dan dapat menembus lapisan-lapisan selimut bumi ini dengan mudah. UV-B (270-320 nm) tidak bisa semudah itu melewati ozon. Sebagian sinar UV-B dihalangi oleh ozon sehingga tidak bisa masuk untuk merusak makhluk hidup termasuk manusia. Jika ozon rusak, sengatan sinar ultraviolet-B yang berlebihan karena rusaknya lapisan ozon inilah yang menyebabkan kanker kulit dan katarak. UV-C yang berada pada panjang gelombang 150-300 nm dapat diserap hampir seluruhnya sehingga tidak menjadi masalah bagi kehidupan bumi.
Ozon pertama kali ditemukan oleh C. F. Schonbein pada kira-kira pertengahan abad ke-19. Penamaan ozon diambil dari bahasa Yunani yakni “ozein” yang berarti bau atau smell. Ozon dikenal sebagai gas yang tidak memiliki warna. Pemanfaatan ozon telah dilakukan lebih dari satu abad yang lalu. Ozon dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, mulai dari membersihkan air minum, sterilisasi bahan makanan mentah, hingga menguraikan berbagai macam senyawa organik beracun yang terkandung dalam air limbah, seperti benzena, atrazin, dioksin, dan berbagai zat pewarna organik. Dalam bidang kedokteran ozon mulai banyak dipergunakan setelah ditemukannya alat penghasil ozon untuk sterilisasi kedokteran oleh J. Hansler pada pertengahan abad ke-20.
Lubang ozon meluas
Indikasi kerusakan lapisan ozon pertama kali ditemukan sekira tiga setengah dekade yang lalu oleh tim peneliti Inggris, British Antarctic Survey (BAS), di Benua Antartika. Beberapa tahun kemudian hasil pantauan menyimpulkan kerusakan ozon di lapisan stratosfer menjadi begitu parah. Lapisan ozon melindungi kehidupan di Bumi dari radiasi ultraviolet Matahari. Namun, semakin membesarnya lubang ozon di kawasan kutub Bumi akhir-akhir ini sungguh mengkhawatirkan. Bila hal tersebut tidak diantisipasi, bisa menimbulkan bencana lingkungan yang luar biasa.
Masyarakat dunia perlu diingatkan secara terus-menerus akan pentingnya mengurangi atau menghindari pemakaian zat-zat yang dapat memusnahkan lapisan ozon. Masyarakat dapat berpartisipasi aktif memulihkan kerusakan lapisan ozon dengan tidak memakai peralatan yang menggunakan zat-zat penghancur lapisan ozon, misalnya freon. Juga perlu adanya undang-undang khusus mengenai pelarangan berbagai produk seperti lemari es dan penyejuk ruangan (AC) yang masih menggunakan chlorofluorocarbons (CFCs). Selain itu juga, metil bromida dan bahan bakar hidrogen ternyata berpotensi merusak lapisan ozon.
Hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Science menyungkapkan bahwa bila hidrogen digunakan secara meluas untuk produksi energi, maka kebocoran dari produksi dan transportasinya dapat meningkatkan jumlah gas hidrogen di atmosfer, yang lebih lanjut dapat memperlebar lubang ozon. Dalam pemodelan yang dilakukan oleh tim peneliti tersebut, menyatakan bahwa gas hidrogen akan terakumulasi di lapisan atas atmosfer, yang merupakan akibat langsung dari massanya yang rendah.
Melalui serangkaian proses reaksi kimia yang terjadi pada akhirnya, reaksi kimia yang merusak lapisan ozon akan meningkat. Data-data yang diambil dari Scanning Imaging Absorption Spectrometer for Atmosferic Chartography (Sciamachy) dari satelit Envisat yang diluncurkan sejak 2002 dan dioperasikan oleh European Space Agency (ESA). Hasil pengolahan data yang diperoleh dari satelit Envisat milik Eropa menunjukkan bahwa lubang ozon di belahan bumi Selatan tahun ini mungkin salah satu yang terbesar. Lubang ozon di atas Antartika akan seluas daratan Eropa atau sekira 10 juta kilometer persegi.
Luas lubang ozon atau ozone hole di atas planet bumi semakin besar dan berpengaruh buruk bagi kesehatan. Meluasnya kawasan lubang ozon ditandai dengan semakin meningkatnya radiasi ultraviolet di kawasan yang tidak lagi mendapat perlindungan lapisan ozon. Akibatnya, tentu saja akan memicu begitu banyak penyakit yang mungkin akan menyerang manusia. Salah satu contoh nyatanya adalah pancaran sinar ultraviolet dalam intensitas tinggi dapat menyebabkan penyakit kanker pada kulit dan katarak. Yang paling membahayakan adalah kerusakan lingkungan parah di permukaan bumi.
Akibat lain dari penipisan lapisan ozon secara global bahkan jauh mengerikan dari bencana-bencana yang terjadi akhir-akhir ini. Bencana lubang ozon tidak menghancurkan infrastruktur, tetapi dapat memusnahkan seluruh kehidupan di bumi. Bila penipisan lapisan ozon tetap berlanjut dengan laju seperti saat ini, suatu bentuk bencana global yang menghancurkan kehidupan di Bumi hanyalah tinggal menunggu waktu.
Jika bahan-bahan yang merusak ozon dilarang penggunaannya, berdasarkan perhitungan lubang pada lapisan ozon di atas kutub utara, tampaknya belum akan menutup kembali sampai pertengahan abad ke-21 ini. Hal ini dikemukakan oleh tim dari Max-Planck Institute yang dipublikasikan beberapa waktu lalu. Dengan pemodelan matematika, diketahui bahwa sekira 35 persen kerusakan yang terjadi pada lapisan ozon itu disebabkan oleh proses kimia yang kompleks.
Lubang ozon membesar pada musim dingin bersama dengan terbentuknya awan stratosfer kutub dan mengecil pada musim panas bersama dengan hilangnya awan. Namun, efek rumah kaca akibat polusi membuat udara permukaan Bumi menjadi lebih panas, sementara di atmosfer tetap dingin. Akibatnya, awan stratosfer bertahan lama dan lubang ozon pun membesar.
Tahun 1992, Pemerintah Indonesia meratifikasi Konvensi Wina yang merupakan kesepakatan masyarakat internasional untuk melindungi lapisan ozon, dan Protokol Montreal mengenai Penghapusan Bahan Perusak Ozon (BPO). Protokol Montreal yang ditandatangani tahun 1987 mengimbau negara-negara peserta untuk mengurangi secara bertahap penggunaan BPO, di antaranya chlorofluorocarbons (CFCs), hydrochlorofluorocarbons (HCFCs), halons, methyl bromide, carbon tetrachloride, dan methyl chloroform.
BPO tersebut biasanya digunakan untuk bahan pendingin, busa pengembang, pemadam kebakaran, pelarut, pestisida, serta kaleng semprot untuk pengharum ruangan, penyemprot rambut, atau parfum. Hindarilah penggunaan bahan-bahan kimia yang berdampak pada kerusakan lapisan ozon. Sebab penggunaannya secara berlebihan akan menghancurkan kehidupan dan lingkungan secara permanen
sumber:http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/012006/19/cakrawala/lainnya02.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar